Home » » Pesantren Baitul Hikmah Kembangan Toleransi di Daerah Minoritas Muslim

Pesantren Baitul Hikmah Kembangan Toleransi di Daerah Minoritas Muslim

Written By Lakpesdam NU Sampang on Jumat, 08 November 2013 | 01.51

Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, berdasarkan data BPS tahun 2012 memiliki jumlah penduduk menurut golongan Agama: Islam sebanyak 9.291 jiwa, Kristen 79.406 jiwa, Katholik 23.483 jiwa, dan Hindu 199 jiwa. Dari data tersebut, penduduk yang beragama Islam hanya 9% dari seluruh total penduduk Kab. Sumba.
Yang menarik dari jumlah total muslim tersebut adalah sebuah pesantren salaf yang cukup penting dalam pengembangan dakwah Islam. Walaupun tumbuh dan berkembang dalam komunitas yang didominasi non-Muslim, pesantren ini begitu eksis dalam mendidik santri-santrinya.
Pesantren itu dinamakan Pesantren Baitul Hikmah, yang berdiri kokoh di Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat. Pesantren yang dinyatakan oleh pengasuhnya yaitu K.H. Ahsin Pua Monto Umbu Nay sebagai pesantren Salaf satu-satunya yang berdiri dan berkembang di Pulau Sumba.
Pesantren ini berdiri tidak terlepas dari peran besar dari pengasuhnya. Walau banyak rintangan dan hambatan dalam mendirikan pesantren tersebut, tetapi karena dukungan dari keluarga, masyarakat muslim lokal, dan masyarakat muslim pendatang, pesantren ini terus berkibar menanamkan sendi-sendi ajaran Islam di bumi Sumba.
Pesantren Ini bermula dari sebuah pengajian al-Quran pada tahun 1986-1991 yang diprakarsai oleh Ustadz H. Abdul Syukur Marhaban dan Hj. Nurhayati Syafii. Dalam perjalanannya Pengajian ini sempat berhenti pada tahun 1991 karena pada waktu itu Hj. Nurhayati Syafi’i berpulang ke-rahmatullah.
Pada tahun 1994, K.H. Ahsin meneruskan kegiatan pengajian al-Quran tersebut di musholla. Seiring perjalan waktu, santri-santri dari pengajian ini terus mengalir deras. Akhirnya timbullah sebuah inisiatip dari K.H. Ahsin untuk mendirikan sebuah asrama pesantren, agar santri-santrikalong tersebut bisa mempelajari agama Islam lebih mendalam lagi.
Pesantren ini menjadi unik tersendiri dan menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam yang difavoritkan untuk belajar ilmu Agama Islam. Karena merupakan satu-satunya pesantren yang benar-benar mendalami ajaran Islam. Walau perkembangan kualitas santrinya lebih rendah dibanding santri-santri yang ada di Jawa, tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan pesantren ini menjadi pesantren unggulan dan memiliki kualitas yang tidak diragukan dengan pesantren-pesantren yang ada di pulau Jawa.
Ada hal yang cukup menarik yang diperhatikan dalam komunitas masyarakat yang plural. Pesantren ini sangat diterima oleh masyarakat yang notabenenya adalah non-Muslim. Pesantren ini mempunyai hubungan yang sangat baik dengan masyarakat non-muslim. Toleransi, kebregaman, dan solidaritas dijunjung tinggi di dalam sekitar pesantren. Boleh jadi ini adalah pengaruh dari peran besar sosok pengasuh pesantren Baitul Hikmah. Beliau adalah
sosok yang sangat menjaga hubungan baik antara muslim dan non-muslim, dan selalu mencariproblem solving ketika terjadi permasalahan menyangkut keberagamaan. Barangkali itu lah yang menjadikan pesantren ini berkembangan sangat pesat.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat, Petrus Fahik, mengatakan, pesantren ini cukup baik menjaga hubungan sosial dengan masyarakat non-muslim. Ia berharap pesantren ini menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang berwawasan kebangsaan dan selalu menjaga toleransi antar umat beragama.
Terlepas dari peran pesantren tersebut, hubungan baik pun terealisasikan dalam sosialitas warga muslim dan non-muslim. Ini dibuktikan ketika ada acara kematian dan warga muslim melakukan ritual tahlilan. Warga non muslim yang kenal dengan almarhum berta’ziyah ke rumah tersebut dan mengikuti proses tahlilan. Mereka ditempatkan di ruangan khusus yang disediakan untuk tamu-tamu non muslim.
Toleransi inilah yang membuat decak kagum terhadap komunitas ini. Toleransi dan penghargaan begitu tinggi, hubungan baik pun selalu dijaga. Dan harapannya, semoga dengan adanya pesantren ini menjadi pesantren yang membumikan nilai-nilai keislaman, di bumi Sumba. Dan menjadi lembaga pendidikan yang mencerdaskan masyarakat yang memiliki kemampuan keagamaan yang baik, agar Islam bersinar dan makin meluas hingga ke daerah-daerah plosok, dan semoga akhirnya banyak masyarakat non muslim yang mendapatkan hidayah dan kemudian memeluk Islam. Wallahua’alam.

Muhammad Irfai Muslim
Mahasiswa Manajemen Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2013. SUARA KAUM SARUNGAN - All Rights Reserved